Post Top Ad

Post Top Ad

Sunday, March 15, 2015

March 15, 2015

Tauhidullah Sebagai Landasan Pandangan Dunia Islam


TAUHIDULLAH SEBAGAI LANDASAN
PANDANGAN DUNIA ISLAM


Definisi Tauhidullah
Perlu kita ketahui terlebih dahulu arti  tauhid itu sendiri adalah tauhid berasal dari kata wahhada-yuwahhidu-tawhidan, yang arti harfiyahnya menyatukan, meng-Esakan, atau mengakui bahwa sesuatu itu satu.Adapun yang dimaksud dengan makna harfiyah tersebut adalah meng-Esakan atau mengakui dan menyakini akan ke-Esaan Allah SWT. Lawan dari tauhid adalah syirik, yaitu menyekutukan atau membuat tandingan kepada Allah SWT. Dengan demikian tauhid adalah mengakui dan menyakini ke-Esaan Allah SWT, dengan membersihkan keyakinan dan pengakuan tersebut dari segala kemusyrikan. Maka bertauhid kepada Allah (tauhidullah) adalah hanya mengakui hukum Allah SWT yang memiliki kebenaran mutlak, dan hanya peraturan Allah SWT yang mengikat manusia secara mutlak.
Dengan demikian, tauhid adalah esensi aqidah dan iman dalam Islam. Tauhid merupakan landasan utama dan pertama keyakinan Islam dan implementasi ajaran-ajarannya. Tanpa tauhid tidak ada iman, tidak ada aqidah dan tidak ada Islam dalam arti yang sebenarnya.
Dalam pengucapan kalimat tauhid tersebut tidak sembarangan dalam pengucapannya, harus dengan syarat-syarat. Tanpa syarat-syarat tersebut maka kalimat tauhid yang diucapakan tidak akan berarti. Syarat-syarat tersebut adalah:
    Pertama Al-‘Ilm,lawan dari al-jahl (kebodohan). Artinya memahami makna dan maksud kalimat tauhid. Dalam firman Allah SWT:
Artinya: “akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya)”. (Qs. Al-Zukhruf: 86).
    Kedua Al-Yaqin,lawan dari al-syak (keraguan). Seorang yang mengikrarkan tauhid harus meyakini kandungan kalimat tersebut.
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar. (Qs. Al-Hujurot: 15).
      Ketiga Al-Qabul (menerima),lawan dari al-rodd (penolakan).Yaitu menerima kandungan konsekuensi dari syahadat tauhid yang diucapkan, hanya menyembah Allah SWT semata.
Artinya: “Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri. Dan mereka berkata: "Apakah Sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami Karena seorang penyair gila?". (Qs. Ash-Shoffat: 35-36).
Keempat Al-Inqiyad (patuh), lawan dari al-tark (meninggalkan). Merupakan tunduk dan patuh kepada makna dan kandungan la ilaha illa Allah, yang berarti memusat ketundukan dan kepatuhan hanya kepada Allah SWT.
Artinya: “Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan Hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan”. (Qs. Luqman: 22).
Kelima Al-Ikhlas (bersih), lawan dari syirk dalam amal. Yaitu membersihkan amal dari segala debu-debu syirk, dengan jalan membersihkan niat semata lillah, bebas dari sum’ah dan riya’ atau sebab-sebab keduniaan lainnya. Rasulullah bersabda, yang artinya: “Sesungguhnya Allah mengharamkan kepada neraka (untuk membakar) orang-orang yang mengucapkan “la ilaha illa Allah”, karena semata mengharap ridho Allah”. (HR. Bukhori-Muslim).
Keenam Al-Shidqu (jujur), lawan dari al-kidzbu (dusta). Yaitu orang yang mengucapkan kalimat tauhid dan hatinya membenarkannya. Manakala lisannya mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka ia adalah munafik dan pendusta agama.
Artinya: “Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka Hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit,lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta”. (Qs. Al-Baqoroh: 8-10)
Ketujuh Mahabbah (kecintaan), lawan dari baghdla’ (kebencian). Yaitu cinta kepada mengucapkan kalimat tersebut dan mencintai isi kandungannya, serta mencintai orang-orang yang mengamalkan dan konsekwensi terdapat kandungan kalimat tauhid.

Makna Tauhidullah Sebagai Landasan Pandangan Dunia Islam
Diantara syarat diterimanya amal adalah iman dan Islam, sedangkan pintu masuk Islam adalah syahadatain, dan syahadatain adalah tauhid itu sendiri sehingga dapat kita katakan bahwa tauhidullah itu amat penting bagi semua manusia. Jika tauhidullah menjadi pandangan hidup kaum muslimin, maka pada diri seorang muslim akan lahir sikap:
Pertama Ibarat seperti orang buta di dunia ini, ia tidak tahu mengapa ia diciptakan, atau apa hikmah diciptakannya di muka bumi ini. Dalam firman Allah SWT:     Artinya:“Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?”. (Qs. Al-Mulk: 22).
Kedua Menjadikan hati manusia bersatu karena iman, sehingga mereka saling mencintai karena Allah SWT. Dalam firmannya:
Artinya: “Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (Qs. Al-Hujuraat: 10).
Ketiga Jika semangat tauhidullah dan iman telah menyebar di masyarakat, maka pastilah akan membuahkan amal shalih yang diridhai Allah sehingga membuka berbagai pintu kebaikan dan mendatangkan pertolongan Allah. Begitulah dulu kaum muslimin, sebelumnya mereka adalah orang-orang lemah dan miskin, kemudian mereka beriman dan beramal shalih sehingga Allah membuka pintu-pintu keagungan dunia kepada mereka. Dan Allah cukupkan bagi mereka karunia-Nya.

Berangkat dari kesemuanya itu, maka seorang Muslim yang memiliki pandangan hidup Islam, dan yakin akan kehidupan akhirat, dia akan tenang setiap kali menerima ujian dari Allah SWT. Dia yakin, bahwa hidup didunia adalah sementara dan semuanya akan dipertagungjawabkan kepada Allah SWT di akhirat nanti.
Seorang Muslim yang memiliki pandangan dunia Islam yang berlandaskanTauhid, maka dia akan yakin bahwa hanya Islamlah agama yang diterima Allah SWT. Maka dalam firmannya disebutkan:

Artinya: “Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan".  (Qs. Ali ‘Imron: 83).